Tak lama kemudian, lantaran menghadapi kesulitan ekonomi, Wei pun bergonta-ganti pekerjaan, dan akhirnya ia menjadi petugas kebersihan di lingkungannya.
Wei mempunyai seorang anak laki-laki yang bekerja di sebuah perusahaan besar dab terkenal. Lantaran kesibukan Wei saat masih bertugas, akhirnya ia tidak punya banyak waktu untuk mengajar dan menemani sang anak waktu kecil dulu sampai akhirnya sang anak menjadi apatis saat dibesarkan dan hubungan mereka menjadi tidak baik. Apalagi setelah sang istri meninggal karena kanker, jarak ayah dan anak ini menjadi semakin jauh.
Meski sudah bekerja bertahun-tahun, Wei tetap saja tidak mampu membeli barang-barang yang umumnya dimiliki oleh suatu keluarga. Di rumahnya pun hanya ada sedikit perabot yang usang. Hal itulah yang membuat sang anak malu akan kemiskinan ayahnya.
Meski pekerjaan Wei sebagai pekerja pembersih lingkungan dan gajinya tidak besar, tapi Wei sangat bahagia. Meski sudah lama berhenti dari ketentaraan, dia tetap memiliki kebiasaan bangun pagi-pagi untuk mulai bekerja
Sampai suatu hari, saat Wei sedang bekerja, ia mendapat kabar kalau ada sebuah bus jurusan ke kota yang mengalami kecelakaan. Wei semakin panik karena bus tersebut juga digunakan sang anak pada saat ia berangkat ke kantor tadi pagi. Setelah pekerjaannya selesai, Wei segera bergegas menaiki sepedanya, menyusuri jalan menuju tempat kerja anaknya.
Benar saja, di jalan dia melihat bekas kecelakaan bus, dan ternyata semua korban sudah dibawa ke rumah sakit dan lokasi kecelakaan sudah diamankan polisi. Wei pun tidak tahu harus mencari informasi kepada siapa, akhirnya ia mengambil jalan pintas menuju kantor anaknya.
Setelah sampai kantor anaknya, Wei pun segera mendekati penjaga untuk menanyakan apakah anaknya telah sampai? Penjaga itu menatapnya dengan tatapan aneh dan menjawab bahwa anaknya belum datang.
Tidak lama kemudian, terlihat anaknya pun datang. Setelah mengetahui tidak terjadi apa-apa dengan sang anak, Wei pun tersenyum.
Sang anak yang melihat ayahnya datang ke kantornya apalagi dengan penampilan yang lusuh dan bau karena baru pulang kerja, akhirnya ia menarik ayahnya ke samping gerbang dan berkata, “Apa yang ayah lakukan di sini?”
“Ayah mendengar kalau ada bus jurusan kota yang mengalami kecelakaan, ayah khawatir, jadi ayah pergi untuk mencari tahu tentang keadaanmu,” kata Wei menjelaskan.
“Oke, sekarang ayah sudah tahu bahwa aku baik-baik saja kan, sekarang pergilah sebelum nanti orang-orang melihat dan aku kehilangan muka!” kata sang anak sambil mendorong ayahnya.
Wei kemudian mulai berjalan, tapi karena dia berjalan dengan tidak konsentrasi, dia tergelincir. Sang anak berlari ingin menolong ayahnya, namun melihat orang-orang menatapnya, ia pun mengurungkan diri. Sang ayah yang sebelah kakinya agak cacat harus bangkit sendiri dengan susah payah.
Di luar dugaan, tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri dan menyapa ayahnya, “Halo kapten!”
Pria itu adalah direktur perusahaan sang anak bekerja.
Wei melihat pria itu dengan seksama, kemudian berkata, “Dong, ya, kamu pasti Dong? Sudah 30 tahun lebih dan kamu masih ingat kepada saya?”
Direktur Dong membungkuk, kemudian memegang tangannya dan berkata, “Kapten, seumur hidup ini bagaimana mungkin saya lupa dengan Anda. Tanpa pengorbanan Anda, mungkin saat ini saya tidak ada di sini.”
Kejadian di masa lalu tiba-tiba terlintas di benak Wei dan ia pun langsung memanggil anaknya dan menyuruhnya untuk menyapa Dong, dia belum tahu bahwa Dong adalah direkturnya.
Dong juga tidak bisa menahan tangisnya, dia bercerita? “30 tahun lalu, ayahmu ini adalah kapten saya di tentara, dia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan nyawa saya, dan akibatnya satu kakinya menjadi cacat. Setelah tugas saya diketentaraan selesai, saya terus berusaha mencarinya, tapi karena dia mengganti alamatnya, saya tidak dapat menemukannya. Beruntung sekali, hari ini kami bisa bertemu lagi. Mulai sekarang kamu panggil saja saya paman, anggap saja saya ini pamanmu.
Setelah berbicara, sang anak lalu menyadari kalau dia belum mengerti ayahnya dengan baik, selama ini ayahnya sulit mencari pekerjaan bergaji besar karena cacat, dan ternyata cacat di kakinya itu adalah karena dia dulu menyelamatkan nyawa orang lain.
Di dalam hati ia mulai menangis, dia memeluk ayahnya, mengangkat kepala dengan bangga akan ayahnya, dan akhirnya, hubungan antara Wei dan anak itu kini menjadi baik dan lebih erat.
Nah, bagaimana menurut sahabat semua? Bila ada pendapat atau masukan silakan tulis di kolom komentar ya. Jangan lupa berikan like & share juga lalu klik ikuti bila menyukai postingan ini. Terima kasih.
sumber