Mengenang Kembali Keseruan Lima Program Kuis Televisi Jadul di Tahun 90-an

Mengenang Kembali Keseruan Lima Program Kuis Televisi Jadul di Tahun 90-an

Dewasa ini program acara televisi dengan format kuis sudah tak lagi mendapatkan perhatian yang signifikan dari para pemirsa layar kaca. Alih-alih kembali menyelipkan program-program kuis pada susunan acara, para pegiat dunia broadcasting justru lebih tertarik mengedepankan acara-acara sinetron dan ajang pencarian bakat. Tujuannya tentu saja semata-mata demi meraih rating tertinggi.


Berbicara soal program-program televisi berformat kuis, tahukah Anda bahwa di era '90-an dunia pertelevisian Indonesia sempat dikuasai oleh acara-acara kuis yang tak hanya menghibur, tetapi juga mampu menyedot perhatian banyak pemirsa televisi saat itu? Berikut ini adalah beberapa nama programnya.

1. Who Wants To Be A Millionaire?


Mengenang Kembali Keseruan Lima Program Kuis Televisi Jadul di Tahun 90-an
Tantowi Yahya di Who Wants To Be A Millionaire.
Acara kuis yang satu ini sejatinya merupakan adaptasi dari program kuis yang kali pertama dipopulerkan di negeri Britania Raya. Mengusung judul dan aturan main yang serupa, kuis Who Wants To Be A Millionaire versi Indonesia ini mengudara di stasiun televisi RCTI sejak 2001 hingga 2006.

Mengandalkan Tantowi Yahya sebagai pembawa acara, Who Wants To Be A Millionaire versi Indonesia sempat mendapatkan atensi yang luar biasa dari para penonton layar kaca. Salah satu indikasinya adalah jam tayangnya yang sengaja ditempatkan di waktu 'prime time' atau waktu malam hari antara pukul 20.00 hingga 21.00.

Para penggemar kuis ini tentu paling familier dengan aturan kuis yang menyediakan tiga buah item bantuan bagi para peserta saat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara, yakni '50:50' (fifty:fifty) atau menghilangkan dua dari empat pilihan jawaban dari pertanyaan, 'phone a friend' atau kesempatan menelepon teman/kerabat dekat untuk menanyakan jawaban, serta 'ask the audience' atau kesempatan mengandalkan hasil voting dari penonton di studio atas jawaban dari pertanyaan yang sedang ditanyakan. Dan, tak kalah familiernya, telinga para pemirsa setia kuis ini pasti akrab pula dengan jargon utama sang pembawa acara, Tantowi Yahya, "Anda yakin?"

2. Game Zone


Acara kuis ini merupakan salah satu di antara sekian banyak acara kuis yang mengandalkan para peserta dari kalangan selebriti. Namun, justru di situlah letak menariknya kuis yang satu ini. Berkat strategi tersebut pula, acara kuis ini menjadi salah satu andalan stasiun televisi TPI saat itu untuk mengisi slot 'prime time'. Kuis yang menyajikan peserta dengan format grup ini bahkan sempat eksis hingga kurun waktu empat tahun lamanya.


Dipandu oleh Irfan Hakim dan Tamara Geraldine, Game Zone menawarkan pada pemirsa keseruan demi keseruan yang hadir melalui tiga babak permainan dengan format berantai, yakni babak Apache yang berisi permainan tebak kalimat syair lagu dengan media peragaan gaya, babak Lantai Dansa yang menghadirkan permainan tebak kalimat berdasarkan tiruan koreografi dari tiap-tiap peserta yang saling menirukan secara berantai, serta babak Tebak Bibir yang menyajikan kekonyolan para peserta saat menyampaikan petikan bait lagu kepada rekan-rekannya yang terhalang pintu kaca dan headphone di telinga masing-masing.

3. Berpacu Dalam Melodi


Meski sempat dikemas ulang dengan format yang lebih modern dengan mengandalkan sosok David Bayu sebagai host, kuis Berpacu Dalam Melodi versi lama tetap lebih menarik bagi kalangan pemirsa televisi era '90-an. Salah satu penyebabnya tak lain adalah faktor keberadaan Koes Hendratmo sebagai pembawa acara. Di era keemasan kuis ini, sosok Koes Hendratmo identik dengan suaranya yang agak berat dan khas, serta gaya berbicara yang dianggap selalu sesuai dengan kaidah tata bahasa.


Homeband di Berpacu Dalam Melodi
Hal yang paling menarik dari kuis Berpacu Dalam Melodi tentu saja adalah keberadaan unsur musik di dalamnya. Oleh karena itu, setiap babak yang dimainkan di kuis ini selalu melibatkan home band. Kuis ini sendiri terdiri dari lima babak dengan beragam jenis permainan yang menuntut keluasan wawasan musik para pesertanya. Dari berbagai macam permainan tersebut, beberapa yang paling populer di kalangan penggemar adalah permainan 'Sambung Kata' yang menuntut peserta melanjutkan bait lagu yang dinyanyikan oleh home band, 'Bursa Nada' yang meminta peserta menebak judul lagu hanya berdasarkan not piano dan narasi yang dikisahkan pembawa acara, serta permainan bertajuk '3 Mengungkap Makna' yang mewajibkan peserta menjawab judul lagu lewat tiga buah petunjuk.

4. Kuis Dangdut


Sesuai dengan judul acaranya, kuis ini menawarkan sesuatu yang berbeda kepada pemirsa televisi saat itu, yaitu konten utamanya yang berkutat di wilayah musik dangdut. Mengedepankan sosok Jaja Miharja sebagai pembawa acara yang identik dengan jargon "Apaan tuh?!", kuis Dangdut menjadi salah satu program acara kuis dengan masa eksis paling lama di Indonesia, yakni 12 tahun. Berdasarkan aturan mainnya, kuis ini sekilas mengingatkan kita pada beberapa permainan di kuis Berpacu Dalam Melodi. Hanya saja, faktor aktualisasi terhadap genre musik dangdut membuat kuis ini tetap orisinil di mata pemirsa.


Kuis ini melibatkan enam orang peserta yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Dang dan Dut. Kedua kelompok harus menjalani tiga sesi, yakni sesi menebak judul lagu berikut menyanyikannya bersama-sama, sesi menebak cuplikan lagu, dan sesi terakhir yang bertajuk 'Lomba Joget'.

Bagi para penggemarnya, sesi terakhir biasanya menjadi sesi yang paling ditunggu karena di sesi inilah kekonyolan dan kelucuan peserta acap terjadi. Pada sesi ini, para peserta diharuskan untuk berjoget ria dan memukau para dewan juri. Namun, tak sekadar berjoget, mereka wajib berhenti berjoget dengan gaya mematung saat musik berhenti. Di saat itulah, Jaja Miharja memainkan peran menggoda para peserta agar tertawa atau kehilangan posisi mematungnya.

5. Famili 100


Siapa yang tak pernah menonton kuis yang satu ini? Tak hanya pemirsa angkatan '90-an, kaum milenial pun sudah sepatutnya mengenalnya lantaran kuis ini masih tetap eksis di layar kaca, setidaknya sampai September tahun ini. Tak cukup hanya dengan mengusung format grup, kuis yang di awal masa tayangnya dipandu oleh Sonny Tulung ini melibatkan keluarga dari para pesertanya. Dua grup yang masing-masing memiliki hubungan keluarga bersaing untuk memasuki babak bonus di penghujung acara.

Dari segi popularitas, kuis Famili 100 memang sempat menjadi andalan dari banyak stasiun televisi yang menayangkan. Tayang perdana di ANTV hingga tahun 1998, kuis ini sudah didapuk mengisi slot program acara 'prime time'. Begitu pula yang terjadi saat kuis ini berpindah tayang ke stasiun televisi Indosiar pada 1999 hingga 2004. Seiring dengan penurunan rating, program kuis ini lantas acap berpindah stasiun televisi hingga tahun ini.


Dari segi permainan, Famili 100 menawarkan satu hal menarik, yaitu dengan mengandalkan jawaban pertanyaan melalui metode survei. Dari hasil survei tersebut, disusunlah peringkat jawaban dengan poin yang berbeda. Oleh karena itu, para peserta beserta keluarganya pun dituntut untuk memikirkan jawaban yang universal atau yang sering dipikirkan masyarakat pada umumnya. Masih menggunakan jawaban yang berdasarkan hasil survei, puncak acara ini dipungkasi dengan babak bonus yang dimainkan oleh dua orang peserta dari grup pemenang.

Sumber




Contact Us

Name

Email *

Message *

Categories

Search This Blog

Powered by Blogger.

Arsip Blog