Kiriman tulang yang diterima oleh Tim DVI Polri pada Jumat dan Sabtu lalu (9 dan 10/11/ 2018) ini menjadi jawaban atas kendala kesulitan identifikasi korban kecelakaan pesawat Lion JT 610. Kepala Tim DVI RS Polri, Kombes Lisda Cancer, sel DNA yang tersimpan dalam tulang terjaga lebih baik dibandingkan bagian tubuh lainnya.
“Hari Sabtu kemarin terakhir itu body part yang datang ke kita banyak tulang. Tulang itu lebih bagus daripada jaringan karena di dalam tulang DNA itu, di sumsum atau di sel tulangnya sendiri lebih kuat dia,” kata Lisda di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin (12/11).
Lisda mengaku timnya kesulitan mengidentifikasi bagian jenazah yang sudah terlalu lama terendam air laut. Selama ini banyak pihak yang menganggap bahwa bagian tubuh datang paling awal memiliki kualitas paling baik. Ia menampiknya.
“Mudah-mudahan yang Jumat-Sabtu kemarin itu lebih bagus hasilnya karena banyak (kiriman) tulang. Yang diharapkan itu. Dan tulang tahan puluhan tahun,” ucap dia.
Beberapa kiriman bagian tubuh terakhir datang setelah berselang sepekan lebih dari peristiwa jatuhnya Lion Air JT-610 di perairan Karawang, pada 29 Oktober 2018. DVI kuatir, sampel yang didapat akan mengalami lisis, rusaknya integritas sel dan menyebabkan keluarnya organel sel.
“Sebenarnya sih terbatas juga (usia DNA), artinya kualitas DNA nya akan memburuk lama lama. Kualitas sampelnya makin buruk DNA nya apalagi kalau terendam air bisa lisis. Jadi tergantung body parts yang kita terima,” tutup Lisda.
sumber