Seperti di Kota Banjarbaru, ada daerah unik yang dinamakan Kampung Janda. Ada beberapa hal menarik tentang Kampung Janda ini
1. Awalnya sama dengan kampung yang lain
Tak ada beda kampung ini dengan kampung yang lain. Dihuni oleh kurang lebih 35 kepala keluarga ini memiliki aktivitas yang sama. Tapi anehnya kampung yang sebenarnya bernama Batuah ini selama 10 tahun terakhir dipenuhi oleh janda dari berbagai umur.
Kebanyakan sih umurnya 25 tahun ke atas yang alasan menjandanya bermacam-macam. Ada yang ditinggal mati, dampak perceraian.
2. Sempat gerah dengan sebutan Kampung Janda
Janda kadang dipandang negatif oleh sebagian orang. Padahal ya sebenarnya itu bukan keinginan mereka sendiri. Berawal dari bencana banjir yang pernah terjadi dan salah satu warga diwawancara oleh wartawan.
Tak sengaja warga yang bernama Nurhansyah ini menyampaikan jika banyak korban yang sebagian besar adalah janda. Nah, dari situ wartawan menyimpulkan bahwa tempat tersebut dijuluki Kampung Janda dan kemudian menyebar luas ke mana-mana.
3. Hampir semua rumah terisi oleh janda
Memang tak ada yang menyangka jika sebutan itu seperti menjadi doa bagi kampung yang ada di Banjarbaru ini. Bagaimana tidak? Dari hari ke hari semakin banyak janda yang tersebar di setiap sudut kampung. Sampai-sampai bisa dihitung rumah yang tak ada jandanya.
Ketua RT menyebutkan bahwa hanya sekitar tiga rumah saja yang tak terisi janda. Kebanyakan setiap rumah memiliki dua sampai tiga wanita yang menyandang status tersebut. Ada yang sebagai kepala keluarga dan anak dari janda yang telah menjadi bujang juga.
4. Usia janda yang beragam dari yang muda sampai banyak anak
Di Kampung Janda ini, banyak wanita dari berbagai umur yang telah menyandang status janda. Dilansir dari Ketua RT setempat, bahwa di kampung ini usia minimal janda adalah 25 sedangkan umur maksimalnya adalah sekitar 50 tahun ke atas. Biasanya disebabkan perceraian atau sang suami meninggal.
5. Terdapat oleh-oleh buatan tangan dari para janda
Karena di sini banyak yang telah ditinggal suami, entah meninggal atau cerai sehingga membuat para wanita-wanita tangguh ini bekerja menjadi tulang punggung. Lantaran mereka memiliki banyak anak, jadi ibu-ibu ini tidak bisa bekerja jauh dari rumah. Oleh karena itulah, para janda ini memutar otak agar bisa mencari uang di rumah saja.
Dan ternyata mereka membuat oleh-oleh khas untuk para wisatawan yang berkunjung ke sana. Cinderamata yang disuguhkan adalah kain khas banjar yaitu Sasirangan, batu mulia dan ada juga jajanan ringan Amplang serta Dodol Kandangan.
Wah, produktif semua ya ibu-ibu di sini. Bisa hidup tanpa mengandalkan suami
Sumber